Sosok Nabi Muhammad SAW

-- Bentuk tubuh Rasulullah SAW-
-

Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra.
yang pernah hidup bersama
Rasulullah SAW, berkata:

"Saya bertanya kepada paman
saya, Hind bin Abi Halah -yang
selalu berbicara tentang Nabi
yang mulia- untuk menceritakan
kepada saya berkenaan dengan
Nabi, agar kecintaan saya
bertambah. Ia berkata, 'Nabi
Allah sangat berwibawa dan
sangat dihormati. Wajahnya
bersinar seperti purnama. Ia
lebih tinggi dari orang-orang
pendek dan lebih pendek dari
orang-orang jangkung.
Kepalanya agak besar dengan
rambut yang ikal. Bila
rambutnya itu bisa disisir, ia
pasti menyisir rambutnya. Kalau
rambutnya tumbuh panjang, ia
tak akan membiarkannya
melewati daun telinga. Kulit
wajahnya putih dengan dahi
yang lebar. Kedua alisnya
panjang dan lebat, tapi tidak
bertemu.

Di antara kedua alisnya, ada
pembuluh darah melintang yang
tampak jelas ketika beliau
marah. Ada seberkas cahaya
yang menyapu tubuhnya dari
bawah ke atas, seakan-akan
mengangkat tubuhnya.

'Janggutnya pendek dan tebal;
pipinya halus dan lebar.
Mulutnya lebar dengan gigi-gigi
yang jarang dan bersih. Di atas
dadanya ada bulu yang sangat
halus; lehernya seperti batang
perak murni yang indah.
Tubuhnya serasi (semua
anggota tubuhnya sangat
serasi dengan ukuran anggota
tubuh yang lain). Perut dan
dadanya sejajar. Bahunya lebar,
sendi-sendi anggota badannya
gempal. Dadanya bidang. Bagian
tubuhnya yang tidak tertutup
pakaian bersinar terang.
Segaris bulu yang tipis
memanjang dari dada ke
pusarnya. Di luar itu, dada dan
perutnya tidak berbulu sama
sekali. Lengan, bahu dan
pundaknya berbulu. Lengannya
panjang dan telapak tangannya
lebar. Tangan dan kakinya tebal
dan kekar. Jari-jemarinya
panjang. Pertengahan telapak
kakinya melengkung, tidak
menyentuh tanah, air tidak
membasahinya.

Ketika berjalan ia mengangkat
kakinya dari tanah dengan dada
yang dibusungkan. Langkah-
langkahnya lembut. Ia berjalan
cepat seakan-akan menuruni
bukit. Bila berhadapan dengan
seseorang, Ia hadapkan seluruh
tubuhnya, bukan hanya
kepalanya. Matanya selalu
merunduk. Pandangannya ke
arah bumi lebih lama daripada
pandangannya ke langit.
Sesekali ia memandang dengan
pandangan sekilas. Ia selalu
menjadi orang pertama yang
mengucapkan salam kepada
orang yang ditemuinya di jalan.'

-- Cara bicara Rasulullah --

Kemudian Imam Hasan berkata,
"Ceritakan kepadaku cara
bicaranya."

Hind bin Abi Halah berkata, "Ia
selalu tampak sendu, selalu
merenung dalam, dan tidak
pernah tenang. Ia banyak
diamnya. Ia tidak pernah
berbicara yang tidak perlu. Ia
memulai dan menutup
pembicaraannya dengan sangat
fasih. Pembicaraannya singkat
dan padat, tanpa kelebihan
kata-kata dan tidak
kekurangan perincian yan
diperlukan. Ia berbicara lembut,
tidak pernah kasar atau
menyakitkan. Ia selalu
menganggap besar anugerah
Tuhan betapapun kecilnya. Ia
tidak pernah mengeluhkannya.
Ia juga tidak pernah mengecam
atau memuji berlebih-lebihan
apapun yang ia makan

Dunia dan apapun yang ada
padanya tidak pernah
membuatnya marah. Tetapi, jika
hak seseorang dirampas, ia
akan sangat murka sehingga
tidak seorang pun mengenalnya
lagi dan tidak ada satu pun
yang dapat menghalanginya
sampai ia mengembalikan hak itu
kepada yang punya. Ketika
menunjuk sesuatu, ia menunjuk
dengan seluruh tangannya.
Ketika terpesona, ia
membalikkan tangannya ke
bawah. Ketika
berbicara,terkadang ia
bersedekap atau merapatkan
telapak tangan kanannya pada
punggung ibu jari kirinya. Ketika
marah, ia palingkan wajahnya.
Ketika tersinggung, ia
merunduk. Ketika ia tertawa,
gigi-giginya tampak seperti
untaian butir-butir hujan es.

Imam Hasan berkata, "Saya
menyembunyikan berita ini dari
Imam Husain sampai suatu saat
saya menceritakan kepadanya.
Ternyata ia sudah tahu
sebelumnya. Kemudian saya
bertanya kepadanya tentang
berita ini. Ternyata ia telah
bertanya kepada ayahnya
(Imam Ali) tentang Nabi, di dalam
dan di luar rumah, cara
duduknya dan penampilannya,
dan ia menceritakan semuanya."

-Akhlak Rasulullah ketika masuk
rumah-

Imam Husain berkata, "Aku
bertanya kepada ayahku ( Ali
Bin Abi Thalib RA) tentang
perilaku Nabi ketika ia memasuki
rumahnya. Ayahku berkata, 'Ia
masuk rumah kapan saja ia
inginkan. Bila berada di rumah,
ia membagi waktunya menjadi
tiga bagian; sebagian untuk
Allah, sebagian untuk
keluarganya, sebagian lagi
untuk dirinya. Kemudian ia
membagi waktunya sendiri
antara dirinya dan orang lain;
satu bagian khusus untuk
sahabatnya dan bagian lainnya
untuk umum. Ia tidak
menyisakan waktunya untuk
kepentingan dirinya. Termasuk
kebiasaannya pada bagian yang
ia lakukan untuk orang lain ialah
mendahulukan atau
menghormati orang-orang yang
mulia dan ia menggolongkan
manusia berdasarkan
keutamaannya dalam agama. Di
antara sahabatnya, ada yang
mengajukan satu keperluan,
dua keperluan, atau banyak
keperluan lain. Ia menyibukkan
dirinya dengan keperluan
mereka. Jadi, ia menyibukkan
dirinya untuk melayani mereka
dan menyibukkan mereka
dengan sesuatu yang baik bagi
mereka.

"Ia sering menanyakan keadaan
sahabatnya dan memberi tahu
mereka apa yang patut mereka
lakukan. 'mereka yang hadir
sekarang ini harus
memberitahukan kepada yang
tidak hadir. Beritahukan
kepadaku orang yang tidak
sanggup menyampaikan
keperluannya kepadaku. Orang
yang menyampaikan kepada
pihak yang berwenang keluhan
seseorang yang tidak sanggup
menyampaikannya, akan Allah
kokohkan kakinya pada Hari
Perhitungan'. Selain hal-hal
demikan, tidak ada yang
disebut-sebut dihadapannya
dan tidak akan diterimanya.
Mereka datang menemui beliau
untuk menuntut ilmu dan
kearifan. Mereka tidak bubar
sebelum mereka menerimanya.
Mereka meninggalkan majlis Nabi
sebagai pembimbing untuk
orang di belakangnya.'

--Akhlak Rasulullah di luar
rumah--

"Aku bertanya kepadanya
tentang tingkah laku Nabi yang
mulia di luar rumahnya. Ia
menjawab, 'Nabi itu pendiam
sampai ia merasa perlu untuk
bicara. Ia sangat ramah kepada
setiap orang. Ia tidak pernah
mengucilkan seorang pun dalam
pergaulannya. Ia menghormati
orang yang terhormat pada
setiap kaum dan memerintahkan
mereka untuk menjaganya
kaumnya. Ia selalu berhati-hati
agar berperilaku yang tidak
sopan atau menunjukkan wajah
yang tidak ramah kepada
mereka. Ia suka menanyakan
keadaan sahabat-sahabatnya
dan keadaan orang-orang di
sekitar mereka, misalnya
keluarganya atau tetangganya.
Ia menunjukkan yang baik itu
baik dan memperkuatnya. Ia
menunjukkan yang jelek itu
jelek dan melemahkannya. Ia
selalu memilih yang tengah-
tengah dalam segala urusannya.'

"Ia tidak pernah lupa
memperhatikan orang lain
karena ia takut mereka alpa
atau berpaling dari jalan
kebenaran. Ia tidak pernah
ragu-ragu dalam kebenaran dan
tidak pernah melanggar batas-
batasnya. Orang-orang yang
paling dekat dengannya adalah
orang-orang yang paling baik.
Orang yang paling baik, dalam
pandangannya, adalah orang-
orang yang paling tulus
menyayangi kaum muslimin
seluruhnya. Orang yang paling
tinggi kedudukannya disisinya
adalah orang yang paling
banyak memperhatikan dan
membantu orang lain.'"

--Cara Rasulullah duduk--

Imam Husain berkata, "Kemudian
aku bertanya kepadanya
tentang cara Rasulullah duduk.
Ia menjawab, 'Rasulullah tidak
pernah duduk atau berdiri
tanpa mengingat Allah. Ia tidak
pernah memesan tempat hanya
untuk dirinya dan melarang
orang lain duduk di situ. Ketika
datang di tempat pertemuan, ia
duduk dimana saja tempat
tersedia. Ia juga menganjurkan
orang lain untuk berbuat yang
sama. Ia memberikan tempat
duduk dengan cara yang sama
sehingga tidak ada orang yang
merasa bahwa orang lain lebih
mulia ketimbang dia. Ketika
seseorang duduk di
hadapannya, ia akan tetap
duduk dengan sabar sampai
orang itu berdiri atau
meninggalkannya. Jika orang
meminta sesuatu kepadanya, ia
akan memberikan tepat apa
yang orang itu minta. Jika tidak
sanggup memenuhinya, ia akan
mengucapkan kata-kata yang
membahagiakan orang itu.
Semua orang senang pada
akhlaknya sehingga ia seperti
ayah bagi mereka dan semua ia
perlakukan dengan sama.

Majlisnya adalah majlis
kesabaran, kehormatan,
kejujuran dan kepercayaan.
Tidak ada suara keras di
dalamnya dan tidak ada
tuduhan-tuduhan yang buruk.
Tidak ada kesalahan orang yang
diulangi lagi di luar majlis.
Mereka yang berkumpul dalam
pertemuan memperlakukan
sesamanya dengan baik dan
mereka satu sama lain terikat
dalam kesalehan. Mereka
rendah hati, sangat
menghormati yang tua dan
penyayang kepada yang muda,
dermawan kepada yang fakir,
dan ramah kepada pendatang
dari luar.'

--Cara Rasulullah bergaul
dengan sahabatny--

"Aku bertanya kepadanya
bagaimana Rasulullah bergaul
dengan sahabat-sahabatnya. Ia
menjawab, 'Rasulullah ceria,
selalu lembut hati, dan ramah. Ia
tidak kasar dan tidak berhati
keras. Ia tidak suka membentak-
bentak. Ia tidak pernah berkata
kotor, tidak suka mencari-cari
kesalahan orang, juga tidak
suka memuji-muji berlebihan.Ia
mengabaikan apa yang tidak
disukainya dalam perilaku orang
begitu rupa sehingga orang
tidak tersinggung dan tidak
putus asa. Ia menjaga dirinya
untuk tidak melakukan tiga hal:
bertengkar, banyak omong, dan
berbicara yang tidak ada
manfaatnya.Ia juga menghindari
tiga hal dalam hubungannya
dengan orang lain: mengecam
orang, mempermalukan orang,
dan mengungkit-ungkit
kesalahan orang.

Ia tidak pernah berkata kecuali
kalau ia berharap memperoleh
anugerah Tuhan. Bila ia
berbicara, pendengarnya
menundukkan kepalanya,
seakan-akan burung
bertengger di atas kepalanya.
Baru kalau ia diam,
pendengarnya berbicara.
Mereka tidak pernah berdebat
di hadapannya. Jika salah
seorang di antara mereka
berbicara, yang lain
mendengarkannya sampai ia
selesai. Mereka bergiliran untuk
berbicara di hadapannya. Ia
tertawa jika sahabatnya
tertawa; ia juga terkagum-
kagum jika sahabatnya
terpesona. Ia sangat penyabar
kalau ada orang baru bertanya
atau berkata yang tidak sopan,
walaupun sahabat-sahabatnya
keberatan.Ia biasanya berkata,
"Jika kamu melihat orang yang
memerlukan pertolongan,
bantulah ia." Ia tidak menerima
pujian kecuali dari orang yang
tulus.

Wanitaku Pemuliaku

Sesungguhnya setiap jiwa
menua untuk sesuatu.

Ada yang menua untuk menjadi
pribadi yang bernilai,
dan ada yang menua untuk
menyesalkan usia muda yang
telah disia-siakannya.

Tidak ada karir dan
kehidupan yang berjalan
datar.

If we are not going up, we
are certainly going down.

Jika kita tidak sedang dalam
perjalanan naik, kita pasti
sedang dalam perjalanan turun.

Memang itu tidak enak di
dengar, tetapi akan lebih tidak
enak lagi masa depan kita - jika
kita tidak menjadikan diri ini
lebih tabah, lebih bersungguh-
sungguh, dan lebih berani.

Marilah kita perhatikan, bahwa...

Semua nasehat bagi
kebaikan kita, selalu
sederhana.
Yang tidak sederhana
adalah pelaksanaannya.

Karena,...

Kesulitan dalam
memperbaiki sesuatu,
sangat ditentukan oleh
besarnya kerusakan yang
kita sebabkan sebelumnya.

Jika pengabaian kehidupan
yang kita lakukan sebelum
hari ini - besar, maka
kesungguhan yang dituntut
dari kita untuk
memperbaiki diri - tidak
mungkin kecil.

Maka,...

Jika kita TIDAK sedang
membaikkan kehidupan,
setidaknya kita TIDAK
mempersulit diri sendiri.

Dan, jika ada orang yang hanya
terkesan oleh nasehat yang
panjang dan pelik, dia pasti
orang yang tindakannya
sederhana - yaitu mengabaikan
nasehat.

Maka, temukan dan muliakanlah
nasehat-nasehat kebaikan yang
sederhana, agar sederhana
juga bagi Anda untuk
menyegerakan tindakan untuk
memulai.

Semakin panjang
perjalanan Anda, harus
semakin segera Anda
memulainya.

Dan,...

Dalam perjalanan naik
itulah, kita menjangkarkan
diri kita untuk setia kepada
hal-hal yang benar dan
yang menaikkan.

Jika kita kesulitan menemukan
titik berangkat untuk mencapai
impian kehidupan kita,
gunakanlah PEMULIAAN WANITA
ANDA sebagai landasan luncur
menuju karir dan kehidupan
kebintangan Anda.

Muliakanlah wanita dalam
kehidupan Anda.

Ibunda Anda, istri Anda, anak
wanita Anda, saudara wanita
Anda, nenek Anda, guru wanita
Anda, dan semua wanita di
dunia...

Ingatlah, bahwa...

Tidak ada pria yang lebih
gallant dan attractive,
yang disyukuri dan
dirindukan kehadirannya
oleh wanita,
selain pria yang
menjatuhkan semua
bawaan-nya dan
meninggalkan semua
kesenangan pribadinya -
untuk menggembirakan
wanitanya.

...........

WANITA YANG DIMULIAKAN
OLEH PRIANYA,
AKAN MENJADI WANITA
MULIA, YANG MEMULIAKAN
PRIANYA.

Pria yang mudah menerima
pencurahan cinta dari
wanitanya, adalah dia yang
bersedia meminta maaf,
meski pun dia tidak
bersalah.

Tidak ada wanita yang akan
menyia-nyiakan pria-nya yang
tidak bersalah, tetapi yang
ikhlas 'menghibur' wanita
kecintaannya, dengan
'mengambil alih' kesalahan sang
wanita.

Bagi wanita, tindakan 'kecil' itu
adalah langkah anggun
keperwiraan seorang pria.

Pria seperti itu sangat percaya
diri, karena ke-pria-annya tidak
akan terganggu oleh
penyerapan dari semua
kesalahan yang ada di dalam
keluarganya. Dia tidak
kehilangan kedamaian mengenai
yang benar di dalam dirinya,
hanya karena dia meminta maaf
- sebagai cara untuk
membahagiakan wanitanya.

Minta maaf-lah kepada Ibu
Anda, walau pun Anda tidak
bersalah; karena beliau telah
ikhlas menjadikan diri dan
kehidupannya sebagai saluran
kehadiran Anda dalam tugas
kepemimpinan Anda di dunia ini.

Minta maaf-lah kepada istri
Anda, meski pun Anda tidak
bersalah, karena dia telah
bersedia melahirkan anak-anak
Anda, dan ikhlas menua bersama
Anda - sambil menunggu janji-
janji Anda yang belum kunjung
mewujud.

Karir yang utama dan
terbaik dalam kehidupan
ini, adalah keluarga.

Jika ada yang meragukan
nasehat sederhana itu, mohon
Anda sampaikan beberapa
kalimat yang berikut ini:

Tujuan dari semua
keberhasilan adalah pulang
ke rumah dalam perasaan
damai.

Karena, apakah guna dari
semua keberhasilan, jika kita
tidak damai?

Keluarga adalah kehidupan
kita yang sebenarnya.
Tidak ada siapa pun yang
bisa disebut berhasil, jika
dia tidak membahagiakan
keluarganya.

Karena,

Orang yang menelantarkan
keluarganya untuk
membahagiakan keluarga
orang lain, adalah sepalsu-
palsunya orang.

...........

Sahabat saya yang super,
marilah kita mensyukuri
keberadaan kita di dalam
keluarga kita.

Bersabarlah dengan
masalah-masalah yang ada
dalam keluarga Anda.

Janganlah berharap Anda
dilahirkan dalam keluarga lain,
karena itu tidak akan pernah
terkabul. Dan janganlah
berharap Anda berada dalam
pernikahan lain, karena Anda-
lah yang memutuskan untuk
menikah.

Tumbuhkanlah diri Anda untuk
menjadi pribadi yang lebih kuat
daripada masalah-masalah Anda.

Kita tidak mungkin
diberikan masalah yang
tidak bisa kita selesaikan.
Tuhan memberi-tahu
bahwa kita sudah naik
kelas dalam kemampuan
kita, dengan memberikan
masalah yang lebih besar.

Ingatlah, bahwa...

Masalah adalah rahmat
yang tidak kita sukai
rasanya.

...........

Pilihlah untuk menjadi
pribadi yang berbahagia.

Kemampuan asli untuk
berbahagia, sudah ada di dalam
diri Anda.
Gunakanlah. Anda berhak untuk
berbahagia.

Jangan syaratkan orang
lain untuk menjadi baik
lebih dulu, sebelum Anda
bersedia untuk
meramahkan diri.

Mulailah dengan tindakan-
tindakan kecil yang bisa Anda
lakukan untuk menjadi pribadi
baik, yang tulus, yang ramah,
dan yang ikhlas menerima,

bahwa,...

tidak mungkin Tuhan sampai
hati membiarkan Anda, sebagai
jiwa kecintaan-Nya, berlama-
lama dalam penistaan dan
pelukaan oleh orang-orang
yang sampai hati.

Tuhan mendengar rintihan hati
Anda dan melihat rambat lambat
turunnya butir-butir air mata
itu, jauh sebelum Anda terluka
oleh perendahan dan
penyepelean itu.

Apakah Tuhan sampai hati
membiarkan jiwa kecintaan-Nya
ini - mengabaikan semua haknya
untuk kesejahteraan dan
kemuliaan, dan menukarkannya
dengan permintaan sederhana
agar ia dibebaskan dari pilunya
hati?

Bersabarlah.

Mereka yang 'menjahati'
kita itu, sebetulnya tidak
ingin berlaku jahat kepada
kita.

Mereka sedang sebetulnya
diperankan oleh Tuhan
untuk menjadi pribadi yang
menguji keberserahan kita
kepada Tuhan.

Sabarkanlah diri Anda.

Semua yang terjadi, terjadi
karena kehendak Tuhan.
Semua yang terjadi, terjadi
dengan tujuan untuk
memuliakan Anda.

Dan ingatlah, bahwa...

Keburukan yang
menjadikan kita baik,
adalah kebaikan.


Sumber : Mario Teguh

Melihat ke Bawah Tradisi Orang Kalah ?

Saat bersepeda ke Tokyodome minggu pagi lalu, anak saya
yang kedua, Nasywa bilang "kita sekarang miskin ya, kalo dulu jalan-jalan naik mobil, sekarang
cuma naik sepeda". Belum
sempat saya menjawab, anak
saya yang pertama, Haidar
langsung merespon "bukan kita yang miskin, tapi orang-orang itu (sambil menunjuk orang-orang jepang yang sedang berjalan), kita masih naik sepeda, mereka cuma jalan kaki".

"Alhamdulillah",
dalam hati saya berkata. Tentu saya gembira
karena anak saya yang
pertama mulai belajar
bagaimana memposisikan diri diantara lingkungan yang
dihadapi. Ketika kita melihat "ketiadaan" dalam diri kita,
maka yang lahir adalah
kehausan dan kegelisahan.
Sementara ketika kita melihat
ke "ada" an, melihat segala apa
yang kita miliki dan nikmati,
maka yang lahir adalah
kecukupan dan ketentraman.

Mungkin sebagian orang akan
mengatakan bahwa pesan
"hidup harus melihat kebawah"
adalah hal yang "klise", bahkan
teman saya menyebutnya
sekedar jargon kosong yang
hanya cocok dipegang oleh
mereka-mereka yang gagal
dalam kehidupan. "Melihat
kebawah" dianggapnya sebagai
candu yang menyebabkan
seseorang menjadi tidak
produktif. "Melihat ke bawah
adalah tradisi orang kalah",
begitu teman saya mengatakan.

Dunia, menurut orang bijak,
bagaikan air laut, semakin
banyak diminum bukan semakin
hilang dahaga, tapi sebaliknya,
semakin haus, semakin
rakus.
Itulah sebabnya materi tidak boleh menjadi satu-satunya obat reformasi
birokrasi. Kasus-kasus hukum
yang terjadi menunjukkan hal
itu. Koruptor-koruptor besar
bukanlah mereka yang bergaji
kecil. Anggota DPR dan DPRD
korupsi bukan karena gaji
mereka kecil, Wali kota, Bupati,
Gubernur yang korupsi bukan
karena gaji mereka lebih rendah
dari rakyat kebanyakan yang
tidak korupsi, Pejabat-pejabat
Bank Indonesia yang korupsi
bukan karena mereka tidak
makmur hidupnya, konglomerat
hitam yang telah merampok dan
membawa lari uang Negara
bukan karena hidup mereka
kurang sejahtera.

Dalam perspektif material, dunia
yang telah berubah menjadi
rumah besar bagi para
konsumen, sangat sulit
merumuskan berapa tingkat
pendapatan yang dianggap
cukup agar seseorang tidak
tertarik untuk melakukan
tindakan korup. Kenyataannya
perilaku konsumsi dan
kapasistas konsumsi manusia
berubah dengan berubahnya
pendapatan. Sehingga antara
pendapatan dan tingkat
konsumsi selalu berkejar-
kejaran dan tidak pernah
tuntas sampai tanah kuburan
menuntaskannya. Inilah lautan
yang merasuk ketenggorokan
manusia yang menyebabkannya
selalu haus, selalu ingin minum,
minum dan minum lagi.

Saya teringat pesan seorang
teman ketika dia mengatakan
"sesungguhnya orang-orang
bijak menjadikan dunia sebagai
sarana memperbanyak bekal di
hari akhir nanti, sehingga
mereka tidak terjebak dalam
siklus kehausan akibat lautan
dunia". Senantiasa melihat ke
"bawah" bukan hanya
menyebabkan kita tentram, tapi
juga membawa kita berlepas diri
dari jebakan lingkaran kehausan
dunia yang berpotensi
menenggelamkan kita dalam
prosesi kehinaan di dunia
(penjara) maupun akhirat
(neraka).


Semoga kita mampu!

Oleh : Mukhamad Najib

Sesatkah Ajaran Sufi

Tarekat adalah sebutan untuk orang-orang sufi yang menjadikan berbagai
cara/jalan/metode bagi diri
mereka, seperti : Tarekat
Jailaniah, Rifa'iyah, Syadziiah dan lainnya.

Pada umumnya mereka adalah tarekat-tarekat bid'ah yang tidak memiliki keterkaitan dengan syara' akan tetapi merupakan buah karya dari para pemiliknya sendiri. Mereka
menentukan berbagai doa-baik yang masyru' maupun tidak masyru'-bagi tarekatnya dengan jumlah-jumlah tertentu, dengan gerakan-gerakan tertentu di waktu-waktu tertentu dan lainnya dengan anggapan bahwa hal itu dapat membersihkan diri mereka, menyucikan hati mereka dan mengantarkan mereka ke kedudukan wali yang paling tinggi.

Didalam tarekat-tarekat ini
terdapat berbagai
penyimpangan syar'iyah yang bertentangan dengan akal sehat dan fitrah yang lurus.
Karena itu kebanyakan dari
para penganut tarekat
membuat berbagai persyaratan untuk mengenal dan memahami
tarekat-tarekatnya-seperti
yang mereka inginkan-dengan talaqqi langsung dari para syeikh tarekat dan mewajibkan kepada orang-orang yang
bertalaqqi agar menghilangkan akal dan pemahamannya ketika
bertalaqqi dari syeikhnya yang memberikan kepadanya berbagai syubhat dan kebatilan
sedikit-demi sedikit serta
meletakkan kaidah zhalim ini :
"Jadilah kamu dihadapan guru seperti mayat dihadapan orang
yang memandikannya."

Mereka berkata,"Diantara sikap kurang beradab dan sebab-sebab pengharaman adalah menentang syeikh, bertanya kepadanya tentang dalil, seperti
ada ungkapan 'barangsiapa
yang mengikuti seorang syeikh kemudian menentangnya maka
orang itu telah sesat' atau
ungkapan-ungkapan lainnya
yang mengandung kebatilan.
Untuk itu diharuskan bagi ahli kebenaran-ahlus sunnah wal jama'ah-agar menyingkap kesalahan dan menerangkan kebatilannya bahwa ia adalah cara-cara yang menyimpang dan jalan-jalan yang jauh dari
petunjuk Nabi saw dan para
sahabatnya.

Al Alusiy didalam kitabnya
"Ghoyah al Amaniy fii ar Rodd 'ala an Nabhaniy" mengatakan bahwa musibah yang paling besar terhadap agama dan negara yang menimpa manusia pada masa sekarang ini adalah
perlakuan bid'ah ar Rifa'iyah.

Tidaklah terdapat suatu bid'ah kecuali bersumber dari mereka, berasal dari mereka. Dzikir mereka bagaikan sebuah tarian
dan nyanyian, berlindung
kepada selain Allah, ibadah dan amal-amal para syeikh mereka bagaikan menggenggam ular.

Cukuplah bukti yang
menjelaskan kebatilan dan
penyimpangan tarekat-tarekat
ini yaitu anggapan bahwa
tarekat ini bisa mencapai
kesempurnaan kewalian yang
memiliki kedudukan lebih tinggi
dari kedudukan nubuwah
(kenabian) disisi mereka,
sebagaimana perkataan orang
yang mengatakan bahwa
kedudukan nubuwah di barzakh
sedikit diatas rasul dan berbeda
dengan wali." Dan perkataan al
Busthami,"Kami menyelami
samudra sementara para Nabi
hanya berada di tepiannya."

Pelampauan batas mereka yang
lebih besar dari itu adalah
pengakuan kebanyakan dari
mereka bahwa mereka memiliki
kekhususan dari Allah swt,
seperti perkataan al
Halaj,"Kalaulah bukan tali
kekang syariat terhadap
lidahku pastilah aku
memberitahu kalian tentang apa
ang akan terjadi besok dan
juga lusa hingga hari kiamat."
Pengakuan terhadap
pengetahuan ghaib seperti ini
adalah kekufuran.

Dia juga menegaskan aqidah al
Hulul (Tuhan mengambil tubuh
manusia tertentu untuk tempat-
Nya) dan al Ittihad (dirinya
bersatu dengan Tuhan)....

Ringkasnya : bahwa tarekat-
tarekat dan wirid-wirid yang
dilantunkan orang-orang sufi
adalah cara-cara yang batil,
dzikir-dzikir yang dibuat-buat
meski terkadang masyru'
(sesuai syariat) secara dzatnya
akan tetapi tetapi dicampur-
campur dengan yang lainnya,
dilantunkan dengan cara-cara
dan bentuk-bentuk yang keluar
dari pokok disyariatkannya
dzikir-dzikir itu.

Sedangkan cara yang benar
adalah yang menghubungkannya
dengan Allah dan merealisasikan
kecintaan terhadap-Nya dan
redho kepada-Nya, inilah
tarekat nabi kita Muhammad
saw, para khalifah dan sahabat-
sahabatnya, para tabi'in, orang-
orang setelah mereka yang
mengikutinya hingga hari kiamat.

Firman Allah swt :

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ
لَأَسْقَيْنَاهُم مَّاء غَدَقًا

Artinya : "Dan bahwasanya:
jikalau mereka tetap berjalan
lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan
memberi minum kepada mereka
air yang segar (rezki yang
banyak)." (QS. Al Jin : 16)

Ia adalah tarekat (jalan) yang
satu bukan jalan-jalan lain, ia
adalah jalan satu yang lurus,
jalan yang satu bukan jalan-
jalan yang banyak, firman Allah
swt :

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن
سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : "Dan bahwa (yang Kami
perintahkan ini) adalah jalan-Ku
yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya.
yang demikian itu diperintahkan
Allah agar kamu bertakwa." (QS.
Al An'am : 153)

Jalan inilah yang dilalui oleh nabi
kita Muhammad saw dan para
sahabatnya. Karena itu Allah
swt berfirman :

فَإِنْ آمَنُواْ بِمِثْلِ مَا آمَنتُم بِهِ فَقَدِ
اهْتَدَواْ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا هُمْ فِي
شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّهُ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya : "Maka jika mereka
beriman kepada apa yang kamu
telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah
mendapat petunjuk; dan jika
mereka berpaling,
Sesungguhnya mereka berada
dalam permusuhan (dengan
kamu). Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka.
dan Dia-lah yang Maha
mendengar lagi Maha
mengetahui." (QS. Al Baqoroh :
137)

Didalam riwayat Tirmidzi dari
Nabi saw bersabda,"Hendaklah
kalian berpegang dengan
sunnahku dan sunnah para
khalifah rasydin yang telah
mendapatkan petunjuk
setelahku. Peganglah itu dan
gigitlah ia dengan graham. Dan
waspadalah kalian dengan
perkara-perkara yang baru,
sesungguhnya setiap bid'ah
adalah sesat."

Pada akhirnya perlu kiranya
mengingatkan dua hal penting :

1. Tidak seyogyanya mengecam
tashawuf secara mutlak. Akan
tetapi di sana terdapat pula
tashawuf yang benar yang
berpegang dengan aturan-
aturan syariat untuk
mensucikan dan membersihkan
jiwa. Inilah yang dilakukan oleh
sebagian ulama, orang-orang
zuhud pada masa-masa awal
sebelum masuknya berbagai
penyimpangan dan bid'ah pada
diri orang-orang tashawwuf
(sufi).

2. Bahwa ilmu tentang keadaan
hati atau yang disebut dengan
Ilmu Suluk tidaklah diambil
kecuali dari orang-orang yang
aqidahnya benar, istiqomah
perbuatannya, mengikatkan
berbagai urusannya dengan al
Qur'an dan Sunnah yang shahih.
Tidaklah sepatutnya melakukan
penipuan dengan perbuatan
sebagian para pelaku bid'ah dan
kerasnya ibadah mereka, maka
perkara ini sebagaimana
dikatakan Sufyan-semoga Allah
merahmatinya -bahwa jika
seseorang melakukan
perbuatan bid'ah maka
sesungguhnya setan telah
melemparkan kepadanya bentuk
ibadah untuk menjaring
mereka." (Markaz al Fatwa,
fatwa No. 13742)

Wallahu A'lam

About Me

Aku adalah seorang manusia biasa yang ingin menuangkan pikiran ku tentang inspirasi, motivasi dan sebagainya melalui rangkaian kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat.

My nick name is Gunsi.

Untuk artikel yang saya posting sebagian bersumber dari luar dan untuk menghargai karya orang lain maka saya selalu mencantumkan sumbernya.

Akhir kata thanks for all support n keep hard work.

About Me

Aku adalah seorang manusia biasa yang ingin menuangkan pikiran ku tentang inspirasi, motivasi dan sebagainya melalui rangkaian kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat.

My nick name is Gunsi.

Untuk artikel yang saya posting sebagian bersumber dari luar dan untuk menghargai karya orang lain maka saya selalu mencantumkan sumbernya.

Akhir kata thanks for all support n keep hard work.

Dermawan Misterius

Penduduk Madinah gempar,
pasalnya mereka mendapat
kabar bahwa di rumah-rumah orang miskin selalu terkirim sekarung gandum yang digeletakan didepan pintu. Itu terjadi selama bertahun-tahun.
Karung gandum itu datang lagi ketika persediaan gandum mereka sudah
menipis.Seseorang telah
mengirimkan gandum itu ketika mereka terlelap tidur.

Nampaknya lai-laki dermawan ini sangat hati-hati agar tidak dikenali masyarakat, Karena
orang-orang selalu gagal
memergoki Sang pengirim
misterius ini. Padahal nereka hanya ingin mengucapkan terima kasih dan mengatakan betapa sangat berartinya sekarung gandum itu untuk keluarga mereka.

Walau berita ini menggemparkan, tapi sampai bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang mengaku sebagai pengirim gandum tersebut. Memahami sang pengirim tidak mau diketahui
identitasnya, maka penduduk miskin itu hanya mengirimkan doa ketika mendapati gandum
tergeletak didepan pintu, agar Alloh SWT memuliakan sang dermawan di dunia dan di akhirat.

Suatu malam, setelah
menyelesaikan sholat
malam,Zainal Abidin berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan.
Dia memastikan malam itu sepi dan tidak ada seorangpun di jalanan. Kakinya menahan beban
berat yang dia pikul.

Tiba-tiba seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya! "Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau
tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Zainal Abidin.

Beberapa saat Zaenal Abidin
terperangah. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
Zaenal Abidin dengan sekuat
tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok sehingga membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Zaenal Abidin
segera menarik topeng yang menutupi wajahnya.

"Siapa kau?!" tanya Zaenal
Abidin sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa
saya...saya hanya orang
miskin...,"katanyaketakutan.
"Kenapa kaumerampokku?"
Tanya Zaenal Abidin kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.

"Baik! Kau kulepaskan. Dan
bawalah karung makanan ini
untuk anak-anakmu...." kata Ali Zaenal abidin.

Beberapa saat orang itu
terdiam. Hanya memandangi
Zaenal Abidin dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata
Zaenal Abidin. Orang itu pun
bersimpuh di depan Ali sambil menangis. "Tuan, terima kasih!
Tuan sangat baik dan mulia!
Saya bertaubat kepada
Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.

Zaenal Abidin mengangguk-
anggukkan kepalanya. "Hai,
orang yang bertaubat!
Sungguh, Allah Maha
pengampun."

"Aku minta, jangan kau
ceritakan kepada siapapun
tentang pertemuanmu
denganku pada malam ini...," kata Zaenal Abidin sebelum orang itu pergi. Pencuri itu pun berjanji. Pencuri Heran mengapa
Zaenal Abidin melarang
menceritakan pertemuannya malam itu...

oOo

Suatu ketika saat wafatnya
Imam Ali Zainal Abidin, orang yang memandikan jenazahnya heran melihat bekas-bekas hitam di punggung jenazah Imam
Ali Zaenal Abidin.

Lalu mereka pun bertanya,"Dari manakah asal bekas-bekas
hitam ini? Ini seperti bekas
benda yang dipikul setiap hari ? Dari mana beliau mendapat bekas ini? " Orang-orang keheranan. mengingat Imam Ali
Zaenal abidin adalah Ulama
besar, tetapi memiliki punggung menghitam seperti pengangkut
barang ( kuli ) pasar.

"Itu adalah bekas karung-
karung tepung dan gandum
yang biasa diantarkan Imam Ali Zaenal Abidin ke seratus rumah di Madinah pada malam hari "

kata mantan pencuri yang telah bertaubat itu dengan rasa haru. Ia membocorkan rahasia yang tak terpecahkan selama
bertahun-tahun

Menangislah orang-orang miskin yang selama ini selalu mendapat bantuan dari Ali Zaenal Abidin.
Mereka baru tahu darimana
datangnya Gandum yang
menghidup keluarga mereka selama ini. Selama bertahun-tahun mereka tidak berhasil memergoki Sang Dermawan Mulia untuk mengucapkan terima kasih. Mereka baru mengetahui Lelaki mulia itu adalah : Ali Bin Husein Bin Ali bin
Abi Thalib. Cucu Sahabat Ali bin Abi Thalib RA, sekaligus Cicit dari Rosululloh SAW.

Berkata Ibnu 'Aisyah: Ayahku berkata kepadaku: "Saya
mendengar penduduk Madinah berkata: "Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain" ( Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.)

"Zaenal Abidin" adalah gelar
yang diberikan ummat islam
kepada beliau. "Zaenal Abidin" artinya : Orang yang Indah Ibadahnya.Beliau juga punya gelas "As-sajad" artinya Orang yang lama sujudnya. Meninggal pada tahun 95 H/713 M dalam
usia 57 tahun. Dimakamkan di pemakaman Baqi, Madinah.

Sumber : Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu/9
oOo

Dari Ibnu Mas'ud. Rasululloh SAW bersabda :"Sesungguhnya
sedekah dengan tersembunyi
memadamkan kemarahan Alloh"
(As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908)

"Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Imam
yang adil, dan seorang yang
bersedekah lalu dia
menyembunyikannya hingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya" [ HR Al-
Bukhori (1423) dan Muslim
(2377)]

Ya Alloh selamatkan amal-amal Kami, masukkan kami dalam hamba-Mu yang kau beri naungan di akhirat... amiin

Berhenti Berusaha dan Izinkan Kemudahan

Ubah Sikap dengan
Mengatur Irama Hidup

Apa sesungguhnya yang
membuat seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu?

Di pagi hari saat Anda baru
membuka mata, barangkali
sempat hinggap rasa malas
untuk pergi ke kantor. Tapi
sebaliknya saat Anda
menyalurkan hobi rasanya selalu ada semangat dan motivasi untuk melakukannya.

Intinya motivasi timbul saat kita menyukai apa yang kita
kerjakan. Ada energi yang
bekerja tanpa rasa lelah dan pamrih. Kebalikannya, motivasi bisa turun dan bahkan hilang ketika kita mulai bosan, lelah dan sebal terhadap apapun yang kita kerjakan.
Biasanya kita merasa
termotivasi saat ada tantangan untuk mengerjakan sesuatu
yang baru. Bila atasan di kantor memberi Anda tugas baru yang menantang, Anda merasa tergerak untuk mencari ide dan solusi untuk menyelesaikan.
Namun pada saat Anda
menemukan hambatan seringkali timbul rasa pesimis dan motivasi
cenderung turun.

Tentunya kita semua pernah mengalami naik turunnya motivasi. Saat semangat hadir, rasanya apapun bisa kita kerjakan. Namun seringkali kita
tidak bisa menghindar dari
emosi negatif ketika dihadapkan pada persoalan yang membuat mental kita turun.


Yang ingin kita lakukan
bukanlah berusaha sekuat
tenaga untuk tetap termotivasi.
Alasan pertama, sederhana
saja, karena hal itu susah
dikerjakan. Kedua, kita ingin
mengerti apa sesungguhnya
yang membuat mental kita
turun dan menampilkan sikap untuk tidak larut kedalamnya.

Mengubah Sikap

Hidup kita penuh dinamika. Kita bekerja, punya keluarga, dan berteman. Emosi kita dalam keseharian mungkin naik turun, demikian juga motivasi. Hidup dengan motivasi bukan berarti
selalu harus berpikir positif
setiap waktu. Ada saat dimana kita ingin mengizinkan diri kita
"tidak termotivasi" dan berhenti sejenak sambil menyadari apa
sesungguhnya yang membuat motivasi kita turun.

Barangkali apa yang saya tulis disini agak berbeda dengan pandangan umum tentang motivasi. Saya pribadi percaya bahwa usaha keras untuk tetap termotivasi hanya membuat diri Anda lelah. Berhenti berusaha dan izinkan diri Anda untuk menerima. Didalam penerimaan
itulah justru Anda menyadari kembali apa tujuan Anda dan
menentukan sikap apa yang
sebaiknya Anda tampilkan.

Mengatur Irama

Dalam dinamika hidup yang Anda ingin lakukan adalah mengatur irama sehingga Anda bisa menerima keberhasilan, kegagalan, kemudahan dan kesulitan apa adanya tanpa penilaian apapun. Dalam praktek
sehari-hari, Anda bisa mengatur irama dengan mengelola waktu kerja, istirahat, dan bermain.
Izinkan diri Anda untuk
melupakan aktititas rutin dan melakukan sesuatu yang benar-benar Anda suka. Ini akan membuat tubuh Anda rileks dan
termotivasi untuk berkarya.

Atur juga emosi Anda dengan mengizinkan perasaan positif dan negatif menyatu dalam hidup Anda. Sama seperti Anda
membiarkan siang dan malam silih berganti. Tidak ada satu yang lebih baik daripada yang lain. Dua-duanya merupakan bagian dari hidup Anda. Saat
emosi negatif hadir, izinkan dan terima itu sebagai bagian hidup Anda. Dengan demikian Anda mengambil alih kendali hidup Anda dan dengan mudah Anda
bisa merelakan emosi negatif tersebut untuk pergi.

Kesimpulannya, untuk menjaga motivasi dimulai dengan menerima dinamika hidup apa adanya dan tentukan sikap terbaik yang membawa manfaat bagi tercapainya tujuan Anda.
Tidak perlu berusaha keras,
cukup mengatur irama dan
fleksibel terhadap segala
kemungkinan.



By Al Falaq Arsendatama

Jadilah Seperti Pohon

Dalam sebuah perjalanan
seorang ayah dengan
puteranya, sebatang pohon
kayu nan tinggi ternyata
menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

"Anakku," ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya.
Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

"Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?" lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih
batang pohon di dekatnya.

"Menurutku, pohon bisa jadi
tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang
kesejukan udara," jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.

"Bagus," jawab spontan sang ayah. "Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon," tambah sang
ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

"Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama.
Walaupun ia berada di tanah
yang miring, pohon akan
memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya," jelas sang ayah.

"Anakku," ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya.
"Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran," ungkap sang ayah begitu berkesan.

**

Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan
tidak seperti yang kita inginkan.
Ada tebing nan curam, ada
tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.

Pepohonan, seperti yang
diucapkan sang ayah kepada puteranya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti
sumber cahaya kebenaran.
Walaupun berada di tebing
ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.

"Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran."

HIkmah :
"Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran," Siapapun Anda,
bagaimanapun Anda, dan
Dimanapun anda... tatap dan
ikutilah cahaya lurus
kebenaran... karena bila tidak anda akan tersesat dalam kegelapan. Dan Bila
terperangkap dalam gelap,
jangan mengutuki kegelapan, tapi nyalakan lah cayaha walaupun dengan Lilin...


Sumber :
(muhammadnuh@eramuslim.com)

Siapa Sebenarnya Yang Layak Dikasihani ?

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini
terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar
rumah.

Di perempatan jalan, Umar,seorang anak kecil berlari-
lari menghampiri mobil yang
berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran
dagangannya dengan lembaran plastik.

"Korannya bu ?" tawar Umar berusaha mengalahkan suara
air hujan.

Dari balik kaca mobil si ibu
menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran.Dikeluarkannya satu
lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

"Mau koran yang mana bu?"
tanya Umar dengan riang.

"Nggak usah, ini buat kamu
makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca," jawab si ibu.

Si Umar kecil itu tampak
terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima.

"Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu
memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya?, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut
mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil.
Dari dalam mobil dia menggerutu "Udah miskin sombong!".


Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau, meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda
tanya.

Umar berlari lagi ketepi, dia
mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya
berteduh. Tangan kecilnya
sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir - butir air yang masih menempel. Sambil
termenung dia menatap nanar rintik - rintik hujan didepannya, "Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku,"
gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.
Tiba - tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut - sungut
turun dari mobil menuju tempat sampah,

"Tukang gorengan sialan,
minyak kaya gini bisa bikin
batuk," Dengan penuh
kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil.

Umar dengan langkah cepat
menghampiri laki - laki yang ada di mobil.

"Mohon maaf pak, bolehkah
saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan,"
pinta Umar dengan penuh harap.

Pria itu tertegun, luar biasa
anak kecil didepannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus
meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.

"Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau."

"Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?" tanya Umar sekali lagi.

"Bbbbbooolehh?" jawab pria
tersebut dengan tertegun.

Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk didekatinya Umar.

"Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan
yang sudah aku buang,"
Dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil didepannya dengan penuh
perasaan kasihan.

"Karena saya melihat bapak
yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta
ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya
makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya," jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.


Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa.

"Satu lagi nak, aku kasihan
melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya?"

Si anak kecil tersenyum dengan manis,
"Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong
gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus."

"Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran dimana aku yang akan mentraktir," ujar sang
bapak dengan nada agak tinggi karena merasa anak
didepannya berfikir keliru.
Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,

"Pak !, saya sudah sangat
bersyukur atas berkah
sekantong gorengan hari ini.
Saya lapar dan bapak
mengijinkan saya memakannya dan saya merasa berbahagia,
bukankah bahagia adalah
bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat
dan hebat hari ini tetapi
menimbulkan keinginan dan
kedahagaan untuk
mendapatkannya kembali
dikemudian hari."

Umar berhenti berbicara
sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki didepannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,"Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali
sementara bapak tidak lagi
mentraktir saya, maka saya
sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan
kebahagiaannya."

Pria tersebut masih saja
terpana, dia mengamati anak kecil didepannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.

"Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini."

Sumber : nowilk81.hotmail.com

oOo

Jika anda meletakkan
kebahagiaan di luar diri anda maka anda tidak akan pernah merasa bahagia.

Kita tak memerlukan apa-apa untuk bahagia. Kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, permasalahannya adalah kita sering kali mencari keluar diri untuk menemukannya.

Cintailah Apa Adanya (Arti Sebuah Cinta)

Suami saya adalah seorang
insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang muncul
dihati saya ketika saya
bersandar di bahunya yang
bidang.

Tiga tahun dalam masa
perkenalan, dan dua tahun
dalam masa pernikahan,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah
berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya
merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua
harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya
dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan".
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak
seolah-olah sedang
mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin
bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat
mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah
yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.


Apakah kamu akan
melakukannya untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya
berkata, "Saya akan
memberikan jawabannya
besok".
Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-
oretan tangannya dibawah
sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan...
"Sayang, saya tidak akan
mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat
pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di
komputer dan selalu
mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya
bisa membantumu dan
memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan
membukakan pintu untukmu
ketika pulang. Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru
yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya,
dan saya harus memberikan
tangan saya untuk memijat
kakimu yang pegal. Kamu
senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap
komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku
akan memegang tanganmu,
membimbingmu menelusuri
pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.
Menceritakan warna-warna
bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku.
Sayangku, saya tahu, ada
banyak orang yang bisa
mencintaimu lebih dari saya
mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak
cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan,
kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas
tulisannya dan membuat
tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan
semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu
jawabanmu. Jika kamu tidak
puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan
barang-barangku, dan aku
tidak akan mempersulit hidupmu.
Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di
depan pintu dengan wajah
penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada
orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam
wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah
hadir dalam wujud lain yang
tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

Dari Member :Dreammaker's D. Leonhart

Hikmah : Di bawah naungan
ajaran Islam, kedua pasangan suami istri menjalani hidup mereka dalam kesenyawaan dan
kesatuan dalam segala hal;
kesatuan perasaan, kesatuan hati dan dorongan, kesatuan
cita-cita dan tujuan akhir hidup dan lain-lain.

Di antara keagungan al-Qur'an dan kesempurnaannya, kita
melihat semua makna tersebut, baik yang sempat terhitung atau pun tidak, tercermin pada satu ayat al-Qur'an, yaitu: "Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (al-
Baqarah:187)

Antara Janji dan Nanti

Mohon Anda periksa, lebih panjang deret janji Anda, atau deret bukti pencapaian dari janji Anda?

Tetapi, meskipun janji kita yang terdekat dan yang terjauh belum terpenuhi, kita masih tetap membuat janji baru. Kita menumpuk janji baru di atas janji lama, membuat janji baru
yang lebih sesuai dengan
keadaan hari ini, dan membuat janji kesungguhan baru untuk sebuah tekad lama yang juga adalah janji lama.

Lama-lama... kita akan
kehilangan hormat kepada diri sendiri, yang hanya berjanji, dan berjanji untuk menepati janji, yang kemudian ditepati dengan janji baru.

Lama-lama... kita akan diam, tak berani berjanji... tetapi tetap dalam keheningan yang penuh
kegelisahan, dan yang tetap
tanpa tindakan.

Oooh... betapa seringnya kita menyiksa diri sendiri, tanpa menyadarinya;

dan, aaah... kasihan sekali
mereka yang sering menjadi sasaran pengungkapan kekesalan kita karena rendahnya penghormatan hidup
ini.

Kapankah ini semua berakhir, dan berputar,
dan menjadi sebuah perjalanan kehidupan yang tegas, yang sibuk,yang penuh dengan keringat
yang ceria,yang letih dalam kesyukuran,yang terkantuk-kantuk dengan senyum yang lucu,dan tertidur dalam pangkuan Tuhan yang mensyukurikeindahan hati kita?

... nanti...

Mudah-mudahan Tuhan
menjauhkan dari hati kita
syak dan sangka yang
mematahkan kesungguhan
untuk meneruskan,dan menguatkan hati kita untuk
menyegerakan tindakan,
dan menabahkan kalbu ini untuk menghadapi kesulitan,
dan melembutkan nurani kita agar mampu mensyukuri kesempatan untuk belajar dan bekerja.

Amien...

Indahnya Kesabaran (Based On True Story)

Seorang dokter spesialis luka dalam Riyadh yang bernama Dr. Khalid Al Jubir berkisah tentang dirinya dan sahabatnya.
Beginilah kisahnya, selama kuliah dulu dia memiliki seorang teman mahasiswa akademi militer.
Dalam semua hal dia memiliki banyak kelebihan dibanding teman-temannya yang lain.
Selain baik hati, pemuda ini juga amat rajin shalat malam dan tidak pernah lalai menjalankan shalat lima waktu.

Pemuda ini lulus dengan nilai
memuaskan. Tentu saja ia
sangat ingin senang. Namun tak ada yang bisa menduga jalannya takdir. Suatu saat pemuda ini terserang penyakit influensa,
dan sejak saat itu fisiknya
mnejadi lemah hingga mudah terserang berbagai macam penyakit. Hingga karena komplikasi penyakit yang beragam, ia menjadi lumpuh.
Tubuhnyatidak mampu lagi
digerakkan sama sekali. Semua dokter yang menanganinya mengatakan kepada Dr.Khalid,
kalau kemungkinan kesembuhan untuk pemuda itu sekitar 10% saja.

Pada saat Dr.Khalid
membesuknya di rumah sakit, ia melihat pemuda itu tak berdaya diatas ranjangnya. Dr.Khalaid
datang untuk menghiburnya.
Namun Subhanallah, apa yang ia dapatkan justru sebaliknya, wajah pemuda itu cerah jauh dari mendung kedukaan. Pada wajah
itu jelas sekali terpancar
cahaya dan kilauan iman.

"Alhamdulillah, saya dalam keadaan sehat-sehat saja. Saya berdoa kepada Alloh
Subhanaahuwataa'ala semoga Anda lekas sembuh." kata Dr.Khalid membuka pembicaraan.
Di luar dugaan pemuda itu
menjawab,"Terimakasih untuk doamu. Sesunggunya saudaraku mungikn saat ini Alloh tengah menghukumku karena lalai dalam menghafal Al-Qur'an. Alloh
menguji saya, agar saya segera menuntaskan hafalan saya.
Sungguh ini adalah nikmat yang tiada terkira."

Dr.Kahlid terpana mendengar jawaban menakjubkan itu.
Bagaimna mungkin cobaan
begitu berat yang tengah
dialami pemuda itu dianggap
sebagai suatu nikmat? Benar-benar ini adalah suatu pelajaran baru yang amat berharga bagi
dirinya sehingga ia merasa tak berharga dihadapan pemuda itu.

Dr.kahlid teringat akan sabda Rasulullah Sallallahu A'laihi Wassallam : " Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya mengandung kebaikan. Hal ini hanya ada pada seorang mukmin. Ketika ia dikaruniai
kesengangan ia bersyukur,
maka hal iti baik baginya. Dan ketika ia ditimpa kesedihan, ia menghadapinya dengan sabar dan tabah, maka hal itu baik baginya." (Riwayat Muslim)


Jujur saja Dr.Kahalid teramat mengagumi ketabahan pemuda
itu. Beberapa pekan kemudian ia membesuk sahabatnya itu,
sepupu sang pemuda
berkata,"Coba gerakkan
kakimu, coba angkat kakimu ke atas." Pemuda itu menjawab,"Sungguh saya amat malu kepada Alloh untuk terburu-buru sembuh. Jika kesembuhan itu yang terbaik bagi Alloh, aku bersyukur. Namun,
apabila Alloh tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agar aku tidak melangkah ke
tempat-tempat maksiat aku
pun bersyukur. Alloh Maha Tau yang terbaik untukku.

Allohu Akbar, betapa kalimat itu sangat menggetarkan.
Setelah peristiwa itu Dr.khalid menempuh program magisternya ke luar kota. Beberapa bulan setelah itu ia kembali dan yang
pertama diingatnya adalah
pemuda sahabatnya itu. Dalam benaknya ia berpikir,"Paling
saat ini ia sedang terbaring
lemah di atas kasurnya, jika ia kemana-mana pastilah ia
digotong."

Ternyata menurut teman-
temannya pemuda itu sudah
pindah ke ruang penyiapan
untuk mendapatkan
pengobatan alami. Pada saat Dr.Khalid menemuinya, ia tengah duduk di kursi roda. Dr.Khalid
senang sekali melihatnya
hingga berkali-kali ia
mengucapkan syukur.

Pemuda itu dengan spontan
menyampaikan kabar gembira yang tak terduga "Alhamdulillah
saya telah menyelesaikan
bacaan Al-Qur'an." katanya
penuh semangat. "Subhanallah"
Dr.Khalid memekik kagum. Setiap kali membesuknya ia selalu mendapat hikmah yang semakin mempertebal keimanannya.

Tidak lama berselang, Dr.Khalid kembali pergi ke luar kota selama empat bulan. Dan selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengan pemuda sahabatnya yang sangat tabah itu. Hingga saat ia kembali, ia
menerima kenyataan yang amat sulit diterima oleh akal manusia.
Namun, bagi Dzat yang Maha Tinggi, bukanlah hal yang mustahil terjadi. Jangankan hanya sakit, tulang-belulang yang telah hancur pun bisa dihidupka kembali menjadi manusia yang utuh.

Pada waktu Dr.Khalid sedang
shalat di mushalla rumah sakit itu. Tiba-tiba ia mendengar sapaan seseorang, "Abu
Muhammad!" Reflek dia menoleh dan pandangan di hapannya membuatnya terpana. Ia tak mampu mengucap sepatah kata
pun. Benar, Wallohi (Demi Alloh-red) yang berdiri di hadapannya adalah pemuda sahabatnya yang dulu lumpuh total. Namun
di hadapannya kini ia dapat
berjalan kembali dengan normal dan segar bugar. Allohu Akbar, sesungguhnya keimanan lah yang dapat memunculkan keajaiban.

Spontanitas, Dr. Khalid menangis. Pertama dia menangis karena terharu dan senang akan karunia Allah berupa kesembuhan untuk sahabatnya itu. Kedua ia menangis untuk dirinya sendiri yang selama ini
lalai untuk mensyukuri nikmat-nikmatNya.

Ternyata, karunia untuk
sahabatnya tidak hanya
sebatas itu. Ia diterima sebagai delegasi Universitas Malik Su'ud Riyadh, kerajaan Saudi Arabia
untuk melanjutkan studi
magisternya. "Dr. Khalid apa
yang saya terima ini justru
akan menjadi malapetaka bagi saya jika saya tidak
mensyukurinya." Paparnya
kepada Dr.Khalid

Setelah tujuh tahun, pemuda itu mengunjungi Dr. Khalid kembali dalam rangka mengantar
kakeknya yang terkena
penyakit hati. Dan Subhanalloh, ia telah menjadi seorang mayor!

Dr.Khalid kembali meneteskan airmatanya. Ia berdoa kepada Alloh agar pemuda itu selalu dalam kebaikan dan selalu
istiqomah di dalam iman dan
islam. Sungguh Alloh Maha
Mendengar dan Mengabulkan permohonan setiap hambaNya.

(True Story, From : Khalid Abu
Shalih)

Sumber : Majalah Elfata, Volume 07 2007

oOo

"Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya * Dan
barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya * Dan
barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan akan melipat gandakan pahala baginya". [Ath-Thalaq :3 - 5]

" Alloh adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong dan
barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Alloh akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka
Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan
Alloh akan memberi kepadanya segala macam ebutuhan yang bermanfa'at."

[Ibnul Qoyyim Al-jauzy/ Kitab Taisirul Azizil Hamid ]

Aku ingin seperti Abu Bakar

"Abu Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya salat dan banyaknya puasa, tapi
karena sesuatu yang
bersemayam di hatinya." (HR at-Tirmidzi di an-Nawâdir dan al-
Ghazali di Ihyâ' Ulûmiddîn)


Abu Bakar ash-Shiddiq adalah manusia terbaik dari kalangan umat Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah SAW. Beliau juga
menobatkannya khalîl atau
kekasih terdekat bagi beliau.
Faktor utamanya bukan hanya karena banyaknya amal yang beliau lakukan, tapi juga karena totalitas hatinya. Hatinya serba
total untuk Allah dan Rasul-Nya.

Pada saat Rasulullah SAW
mengumumkan agar kaum
Muslimin menyumbangkan harta mereka untuk dana perang Tabuk, Abu Bakar membawa seluruh hartanya kepada Rasulullah SAW. "Apa yang engkau sisakan untuk
keluargamu?" tanya Rasulullah kepada Abu Bakar.

"Allah dan Rasul-Nya?" jawab Abu Bakar tanpa keraguan sedikitpun.

"Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati tak menyisakan apapun
melainkan apa yang ia cintai," demikian komentar Imam al-Ghazali tentang kisah beliau ini.

Totalitas hati itu membawa Abu Bakar SAW menjadi orang yang paling makrifat kepada Allah di antara umat Rasulullah SAW yang lain. Abu Bakar Radhiallâhu'anhu mengorbankan segalanya untuk Allah dan Rasulullah SAW Hingga, hidupnya begitu miskin setelah mengucapkan ikrar Islam
di hadapan Rasulullah. Padahal, sebelumnya Abu Bakar adalah saudagar kaya yang disegani di Quraisy.

Abdullah bin Umar bercerita:
Suatu ketika Rasulullah SAW
duduk. Di samping beliau ada Abu Bakar memakai jubah kasar, di bagian dadanya ditutupi dengan tambalan.
Malaikat Jibril turun menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan salam Allah kepada Abu Bakar.
"Hai Rasulullah, kenapa aku lihat Abu Bakar memakai jubah kasar dengan tambalan penutup di
bagian dadanya?" tanya
Malaikat Jibril.

"Ia telah menginfakkan
hartanya untukku ( untuk
kepentingan dakwah: pen)."
Sabda beliau"Sampaikan kepadanya salam dari Allah dan sampaikan kepadanya: Tuhanmu bertanya:
Apakah engkau rela dengan
kefakiranmu ini ataukah tidak rela?"
Rasulullah SAW menoleh kepada Abu Bakar. "Hai Abu Bakar, ini Jibril menyampaikan salam dari
Allah kepadamu, dan Allah
bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu ini ataukah tidak rela?"

Abu Bakar menangis: "Apakah
aku akan murka kepada
(takdir) Tuhanku!? (Tidak!) Aku rida dengan (takdir) Tuhanku, Aku rida akan (takdir) Tuhanku."

Semua miliknya habis untuk Allah dan Rasulullah SAW. Inilah totalitas cinta. Cinta yang mengorbankan segalanya untuk
Sang Kekasih, tak menyisakan apa-apa lagi selain Dia di hatinya. "Orang yang merasakan
kemurnian cinta kepada Allah, maka cinta itu akan
membuatnya berpaling dari
pencarian terhadap dunia "
Demikian untaian kalimat
tentang tasawuf cinta yang
pernah terucap dari mulut mulia Sayidina Abu Bakar ash-Shiddiq.

oOo

"Barang siapa yang
mengeluarkan dua macam harta fi sabilillah, maka ia akan dipanggil dari pintu surga...
Wahai hamba Allah, sungguh ini perbuatan baik. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan shalat, akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barang siapa yang
ikut berjihad, ia akan di panggil dari pintu jihad. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan puasa, akan dipanggil dari pintu yang memancarkan air yang
segar. Dan barang siapa yang selalu memberikan sedekah, akan di panggil dari pintu sedekah".

Maka kemudian Abu Bakar r.a. bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah bisa seseorang dipanggil
dari semua pintu surga tadi?"
Mendengar pertanyaan Abu
Bakar r.a. itu bibir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam terbuka lalu berkata, "Ya, dan
aku sangat berharap engkau termasuk satu diantara orang yang dipanggil dari semua pintu
surga." (HR. Bukhari)

Abu Bakar RA adalah shahabat yang dipanggil dari semua pintu syurga. Kenapa saudaraku ?
Karena hatinya telah diberikan hanya untuk Alloh dan Rosul-Nya. Hati yang dipenuhi cinta hanya untuk Alloh dan Rosul-
Nya...

Menjawab pertanya seorang Ateis tentang Tuhan

assalamualaikum..

Saya mempunyai pikiran yang mengganjal dalam benak saya. Pemikiran ini berawal dari sebuah forum dimana salah satu
anggotanya berkomentar "benarkah alam semesta
diciptakan oleh tuhan? lalu siapa pencipta Tuhan sehingga Tuhan itu ada?"

Kira-kira bagaimana saya menjawab pertanyaan
seperti diatas apabila ada
seseorang yang bertanya
seperti kalimat diatas kepada saya.

sekian pertanyaan dari saya.
mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan

wassalamualaikum

Hamba Allah

Jawaban

Waaalaikumussalam Wr Wb

Jika orang-orang atheis
berkeyakinan bahwa segala
sesuatu haruslah masuk akal agar bisa dipercayai justru pertanyaan yang diajukan olehnya tidaklah masuk akal. Hal ini menandakan bahwa
pertanyaan tersebut bukanlah muncul dari akal sehat karena akal sehat tidaklah bertabrakan
dengan kebenaran. Akan tetapi pertanyaan itu muncul dari bisikan setan didalam hatinya.

Syeikh Muhammad Shaleh al
Munjid mengatakan jika kita
membuka perdebatan terhadap pertanyaan Siapa Pencipta tuhan ? maka si penanya akan bertanya lagi : Siapa Pencipta
yang Menciptakan Tuhan ? lalu Siapa Pencipta yang
menciptakan si Pencipta Tuhan ? begitu seterusnya tanpa ada akhirnya, dan ini tidaklah masuk akal.


Sedangkan seluruh makhluk
yang ada berujung pada Sang Pencipta Yang menciptakan segala sesuatu dan tak ada satu pun yang menciptakannya akan tetapi Dia lah Sang Pencipta yang tidak ada selain-Nya, dan inilah yang sesuai dengan akal dan logika.
(www.islam-qa.com)

Pertanyaan tersebut hanyalah bersumber dari setan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairoh bahwa Nabi saw
bersabda,"Setan akan
mendatangi seorang dari kalian lalu mengatakan, 'Siapa yang
menciptakan ini ? Siapa yang menciptakan ini? sehingga dia akan berkata,'Siapa yang
menciptakan Tuhanmu? Dan
apabila diamenghinggapinya
maka berlindunglah kepada Allah darinya dan hendaklah dia menyudahinya."


Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata bahwa Nabi saw bersabda,"Manusia akan senantiasa bertanya hingga yang dikatakan,'Ini adalah Allah yang menciptakan makluh lalu siapakah yang menciptakan Allah?' dan barangsiapa yang
mendapatkan sedikit saja
tentang hal ini maka katakanlah 'Aku beriman kepada Allah."
Nabi saw bersabda,"Manusia
senantiasa bertanya hingga
seorang dari mereka
berkata,"Ini Allah yang
menciptakan makhluk lalu
siapakah yang menciptakan
Allah?' Apabila mereka
mengatakan demikian maka
katakanlah :


اللهُ أَحَدٌ، اللهُ الصَّمَدُ، لمَ يَلِد وَلمَ
يُولَد، وَلمَ يَكُن لَهُ كُفُواً أَحَد

(Allah Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.)

Kemudian meludahlah ke sebelah kiri tiga kali dan berlindunglah (kepada Allah) dari godaan setan."

Dengan demikian jelaslah bahwa pertanyaan semacam itu adalah
dari setan yang ingin merusak agama dan akal sehatnya dan mejauhkannya dari Allah swt dan kebenaran.
Mungkin saja jawaban seperti ini tidak diterima oleh seorang yang kafir kepada Allah dikarenakan sifat inkar dan dusta yang ada didalam hatinya
telah menutupi kebenaran dan akal sehatnya namun tidak bagi seorang mukmin yang hatinya senantiasa hidup dengan mengingat Allah serta meyakini
bahwa Allah adalah Sang
Pencipta seluruh makhluk-Nya dan Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : "Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al Hadid : 3)

Nabi saw apabila hendak tidur maka beliau berbaring diatas bagian sebelah kanan tubuhnya lalu berdoa :

اللَّهُمَّ، رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ الأَرضِ
وَرَبَّ العَرشِ العَظِيم، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ
شَيءٍ، فَالِقَ الحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنزِلَ
التَّورَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالفُرقَانِ، أَعُوذُ
بِكَ مِن شَرِّ كُلِّ ذِي شَرِّ أَنتَ آخِذُ
بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ، أَنتَ الأَوَّلُ فَلَيسَ
قَبلَكَ شَيءٍ، وَأَنتَ الآخِرُ فَلَيسَ بَعدَكَ
شَيءٍ، وَأَنتَ الظَّاهِرُ فَلَيسَ فَوقَكَ
شَيءٍ، وَأَنتَ البَاطِنُ فَلَيسَ دُونَكَ
شَيءٍ، اقضِ عَنَّا الدَّينَ، وَأَغنِنَا مِنَ
الفَقرِ."

"Wahai Allah Tuhan langit dan Tuhan bumi serta Tuhan arsy yang agung. Wahai Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, Yang
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan taurat, injil
dan al Furqon. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap pemilik kejahatan. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Wahai Allah,
Engkaulah Yang Awal dan
tidaklah ada sesuatu sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir dan tidaklah ada sesuatu setelah-Mu. Engkaulah Yang Zhahir dan
tidaklah ada sesuatu diatas-Mu, Engkaulah Yang Bathin dan tidaklah ada sesuatu tanpa-Mu maka tunaikanlah hutang kami dan cukupkanlah kami daripada
kefakiran."

Wallahu A'lam

Arti Hidup (Hidup adalah sebuah pilihan)

Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri dan kanannya. Namun begitu, tangan kakinya tetap dirantai dengan gembok baja.

Sepanjang perjalanan dalam gerobak kayu yang
membawanya menuju istana, sang pejuang tidak
menampakkan sedikit pun takut dan penyesalan. Kerumunan rakyat yang secara kebetulan
berpapasan dengan iring-iringan tentara dan tawanan sang pejuang menatapinya dengan berbagai rasa. Terbersit di telinga sang pejuang suara rakyat yang berbisik ke sesama
mereka, "Kasihan, ya!"

Mendapati tawanan sang
pejuang sudah tiba di istana, raja begitu gembira. Ia berjanji akan memberi hadiah kepada pasukan elitnya. Saat itu juga,
berita gembira itu pun
disampaikan sang raja ke
seluruh menterinya. "Besok, ia akan dihukum pancung karena berani menentangku!" teriak
sang raja bersemangat.

Salah seorang menteri yang
masih kerabat dengan sang
pejuang yang ditawan, meminta izin untuk bertemu untuk terakhir kalinya. Ia begitu prihatin melihat keadaan kerabatnya yang begitu mengenaskan. Sambil
berbungkuk, sang menteri
berbisik, "Saudaraku, kenapa kau tidak berpura-pura mengakui kekuasaan sang raja. Kalau kamu tetap keras seperti ini, esok kamu akan dihukum mati!"

Sang pejuang yang terkulai
lemas pun tiba-tiba menatap tajam kerabatnya. "Saudaraku,
semua yang hidup di dunia ini pasti akan mati. Tapi
perhatikanlah, tidak semua
yang akan mati itu, benar-
benar hidup!"
ucap sang pejuang sambil tetap menatap tajam kerabatnya.

**
Hidup adalah arena pertarungan antara yang hak dan batil. Pertarungan antara idealisme
sebuah kebenaran dengan
tuntutan syahwat kemanusiaan.
Di situlah, Allah menguji orang-orang beriman dan para aktivis kebenaran: apakah fitrah, nurani, dan jiwa mereka bisa tetap bertahan hidup dalam ruh
yang mulia?


Apa yang ingin disampaikan sang pejuang ketika akan
berhadapan dengan kematian adalah, "Saudaraku, hidup bukanlah sekadar bersatunya nyawa dan jasad. Hidup adalah
ketika nurani kita bisa tetap
konsisten untuk memilih mana yang hak dan mana yang batil, mana kemuliaan dan mana kehinaan?"



(muhammadnuh@eramuslim.com)

Masalah Itu Sementara

Sahabat ku yang sedang mendamaikan dirinya,
agar terlihat jelas jalan-jalan keluar dan naik dari masalah-masalahnya hari ini.

MASALAH ITU SEMENTARA


Ia hanya menjadi
permanen bagi orang yang
menganggapnya permanen.

Kita tidak mungkin
membebaskan diri dari
masalah,karena masalah adalah penghormatan kepada kita.

Tuhan Yang Maha Perkasa
menjamin bahwa tidak ada
orang yang akan dimasukkan ke
dalam masalah yang tidak bisa diatasinya. Sehingga, masalah apa pun yang kita masuki, adalah masalah yang telah ditetapkan berada di bawah
kemampuan kita.

Tetapi, masalah sekecil apa pun, akan menjadi penghambat kemajuan dan bahkan menjadi pengerdil masa depan, bagi orang yang memilih untuk tidak
menghormati dirinya sendiri, dan tidak mempercayai jaminan
Tuhan.

Ambillah seburuk-buruknya
keadaan, kemudian taruhlah
pribadi dengan hati yang
bening, pikiran yang bersih, dan perilaku yang indah - kedalam masalah itu. Dan Anda akan segera melihat keadaan yang tadinya dikeluhkan orang itu -
menjadi keadaan yang
memuliakan banyak orang.

Ambillah sebaik-baiknya
keadaan, kemudian taruhlah
pribadi dengan hati yang
pengeluh, pikiran yang tidak
malu diperhatikan Tuhan, dan perilaku yang penuh ketidak-jujuran. Dan Anda akan segera melihat keadaan yang tadinya
didiamkan orang banyak -
menjadi keadaan yang sudah disentuh ujung api neraka.

Sahabat saya yang baik hatinya, Bukan kurangnya
kemampuan yang
melemahkan kehidupan,
tetapi tidak cukupnya
kesungguhan untuk
menggunakan kemampuan
yang ada.

Bukan tidak adanya modal
yang menghalangi
pengembangan kehidupan,
tetapi kurangnya
penghormatan kepada diri
sendiri sebagai modal
utama pembaru kehidupan.

Semua masalah Anda itu
sementara, jiwa Anda yang
mulia itulah yang akan hidup
permanen, yang berhak merajai kehidupan dunia dan kehidupan sesudah ini.

Anda adalah jiwa kecintaan
Tuhan.

Anda sadari atau tidak, Anda kecintaan Tuhan.

Maka bersikaplah, berpikirlah, dan berlakulah yang pantas bagi jiwa yang dicintai Tuhan.

Sumber : Mario Teguh

Nasihat Untuk Jiwaku

Wahai jiwaku, walaupun engkau dan aku ini satu. Inilah yang ku minta dari mu :

Wahai jiwaku ikhlaslah

Engkau dan aku berhak bagi keindahan hidup yang menjadi hak bagi jiwa yang ikhlas.

Maka, marilah kita berhenti hanya bertanya, tanpa sungguh-sungguh mencoba.

Marilah kita berhenti mengharuskan tuhan memenuhi syarat keraguan hati kita, sebelum ikhlas berupaya.

Marilah kita berhenti mensyaratkan semuanya mudah, sebelum kita bersedia berupaya.

Marilah kita berhenti meminta jaminan bahwa upaya kita akan di hargai oleh Tuhan, karena jaminan itu adalah kepastian bagi yang ikhlas.

Marilah kita berhenti menyalahkan Tuhan atas kelemahan-kelemahan kita, karena banyak orang yang tak sekuat kita yang berhasil karena keikhlasannya.


Inilah yang harus kita tetapkan sebagai kekuatan di hati kita. Agar kita memulai semua perjalanan menuju keberhasilan kita dari manapun kita berada, dengan modal apapun yang sudah ada pada kita, dan dengan sesegera mungkin dengan ketulusan dalam bekerja dan dengan keberserahan dalam menanti hasil dari upaya kita.

Hiduplah Sebagai Jiwa Yang Ikhlas

Setiap jiwa adalah jiwa kecintaan Tuhan yang diturunkan ke alam kehidupan sebagai manusia yang bertugas mewujudkan kemuliaan dari jiwanya untuk mengindahkan kehidupan sesamanya bagi keindahan hidupnya di surga.

Sahabat yang baik hatinya..

Tidak mungkin jiwa yang bertanya-tanya tentang haknya untuk hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan tidak diberikan petunjuk.

Sesungguhnya keikhlasan adalah gerbang keemasan yang memisahkan kehidupan yang bebannya harus kita pikul sendiri dan kehidupan yang di pikul bersama Tuhan.

Inilah jawaban bagi dia yang bertanya, tentang :

Apakah ikhlas itu ?
Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebesaranNya

Bagaimana caranya untuk ikhlas ?
Terimalah Tuhan dengan seutuhnya bersama semua kebenaranNya

Tetapi mengapa ikhlas itu sulit ?
Karena anda memilih mempertahankan kebiasaan dan kesenangan mu yang tak akan memperkuat dan memuliakan mu, dari pada memilih pikiran, sikap dan perilaku yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai jalan lurus menuju kedamaian dan kesejahteraan mu.

Apakah jaminanya bahwa hidup saya akan baik, jika saya ikhlas ?
Tidak ada jaminan untuk keikhlasan, karena jaminan itu tidak diperlukan.
Yang ada adalah bukti, bahwa kurangnya keikhlasanmu telah melemahkan hidupmu.
Apakah kegelisahan hatimu tidak cukup menjadi bukti bahwa tidak ada kedamaian di luar keikhlasan ?

Sahabat yang baik hatinya, Marilah kita ikhlaskan diri kita untuk menjadi pribadi yang dekat dan taat kepada Tuhan dan hidup dengan pikiran, sikap dan perilaku yang menjadikan kita bermanfaat bagi kebahagian sesama.

Dahsyatnya Sebuah Senyuman

Sahabat yang hatinya baik, yang selalu menebarkan senyum kedamaian dan yang selalu memberikan kasihnya kepada sesama.

Apakah sahabat menyadari bahwa Senyum itu sangat Dahsyat, jika 'Ya' pasti sahabat selalu senyum kepada semua orang tetapi jika 'Belum' maka mulai saat ini sahabat harus tersenyum karena jika tidak pasti sahabat sangat merugi.

Senyum itu sangat mudah dan mungkin tidak bernilai tetapi senyum itu akan jadi sangat bernilai dan sejuk seperti tetesan embun pagi, seperti sumur air di padang pasir, seperti sentuhan kasih tuhan yang sangat di rindu untuk orang-orang yang merasa dirinya kurang diperhatikan oleh lingkungannya.

Sahabatku yang baik hatinya, ayo berikan senyum terbaikmu karena tidak ada alasan lagi untuk Pelit Senyum. :)

 
powered by Blogger